Komunikasi Massa (analisis Media)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui komunikasi seseorang tumbuh dan belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan sebagainya. Maka dari itu komunikasi memegang peranan yang sangat besar terhadap kehidupan sosial seseorang.
Komunikasi terbagi kedalam beberapa bagian, yakni ada komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi antarbudaya dan juga komunikasi massa. Dan yang akan penulis bahas saat ini adalah komunikasi massa.
Dewasa ini komunikasi massa sering menjadi perbincangan berbagai kalangan, mulai dari peranan dan fungsinya di masyarakat. Namun, selain hal tersebut juga ada beberapa permasalah yang menimpa komunikasi massa, mulai dari pesan atau materi yang disampaikan terkadang tidaklah objektif, melainkan berpihak kepada satu sisi.
Kemajuan teknologi yang berkembang pesat didunia berimbas pada majunya perangkat komunikasi. Tak dapat dipungkiri kemajuan tersebut membuat kemudahan akses dan mengurangi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. Sehingga media massa akan dengan mudah menyebarkan berita ataupun informasi kepada khalayak luas. Bahkan dalam hitungan detik, seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi diluar negeri.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Pengertian komunikasi massa
2. Ciri-ciri komunikasi massa
3. Peran dan fungsi komunikasi massa
4. Analisis contoh kasus
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas UTS (Ujian Tengah Semester) matakuliah Komunikasi Massa.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Massa
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common)[1]. Istilah communis paling sering disebut sebagai cikal bakal kata komunikasi.
Sedangkan definisi komunikasi sendiri sampai saat ini masih terdapat banyak perdebatan dikalangan para ahli komunikasi, karena terdapat banyak sekali perbedaan mereka dalam memberikan definisi komunikasi itu sendiri. Mulai dari yang sempit, misalnya “komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik” atau bahkan yang terlalu luas, misalnya “komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih” sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan ataupun tanaman.
Selanjutnya apa itu komunikasi massa? Telah banyak sekali definisi tentang komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Namun, pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).[2] Media massa yang dimaksud disini adalah media massa yang bersifat modern ataupun yang dihasilkan oleh tekhnologi, bukan media tradisional yang sering dikenal seperti kentongan, bedug dll.
Beberapa definisi komunikasi massa menurut para ahli :
· Joseph R. Dominick : Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang
besar, heterogen, dan tersebar.
· Jalaluddin Rakhmat : Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
· DeFleur dan Denis : Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.
Kemudian apa itu media massa? Dan apa hubungannya dengan komunikasi massa? Kedua istilah diatas sangatlah berkaitan erat, media massa menjadi bagian yang ada dalam komunikasi massa. Yang dikatakan media massa disini antara lain, media elektronik (televisi, radio & internet), media cetak (surat kabar, majalah & tabloid). Dari ragam bentuk media massa ini, internet merupakan media massa yang dapat dikatakan sebagai media yang masih baru dan juga masih menjadi perdebatan akan perannya pada media massa.
B. Ciri-ciri Komunikasi massa
1. Komunikator Dalam Komunikasi Massa Melembaga
Mengapa komunikator dalam komunikasi massa harus melembaga? Pertanyaan inilah yang sering muncul saat membahas poin ini, karena yang menjadi pembeda antara komunikator dalam komunikasi massa dengan komunikasi yang lainnya seperti komunikasi interpersonal dan lainnya adalah satu atau beberapa orang. Akan tetapi dalam komunikasi massa jumlah komunikatornya berjumlah banyak (kumpulan orang) ataupun melembaga, karena dalam pelaksanaanya tidak dapat seorang komunikator dalam komunikasi massa berjalan sendiri. Contohnya adalah ketika seorang wartawan melakukan peliputan berita maka tidak dapat dikatakan bahwa dia seorang komunikator. Namun komunikator haruslah sebuah satu kesatuan yang melembaga, dimana semua elemen mulai dari bawah hingga atas harus bekerja secara kompak dan terintegrasi satu dengan yang lainnya.
Dalam komunikasi massa terdapat sistem interpedependensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan, berinteraksi, dan berinterpendensi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur saja maka akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lainnya.
2. Komunikan Dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen (beragam). Misalnya, penonton sebuah acara televisi punya beragam perbedaan, diantaranya berbeda usia, jenjang pendidikan, jenis kelamin, status ekonomi, agama, dll. Maka dari itu tidak bisa disebut komunikan komunikasi massa jika komunikan hanya ada satu atau beberapa orang, melainkan banyak orang yang kemudian menghasilkan heterogenitas pada komunikan atau penerimanya.
3. Pesan Yang Disampaikan Bersifat Umum
Pesan-pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok tertentu, melainkan ditujukan kepada masyarakat plural (khalayak umum). Maka dari itu sifatnya bersifat umum, bukan khusus. Sebagai contoh televisi, karena media massa televisi ini ditujukan untuk dinikmati orang banyak maka pesannya harus bersifat umum. Bayangkan saja jika dalam acara televisi pesannya berisi kata-kata ilmiah, tentu saja hanya orang-orang tertentu saja seperti kalangan akademisi yang dapat memahami arti dari semua itu. Sedangkan bagi orang yang awam akan sulit untuk memahaminya.
4. Komunikasi Berlangsung Satu Arah
Dalam komunikasi massa, proses komunikasi hanya berjalan satu arah. Maksudnya adalah jika ada pesan yang disampaikan oleh komunikator maka komunikan tidak dapat secara langsung memberikan tanggapan (feedback) terhadap isi pesan yang disampaikan. Misalnya, saat seseorang sedang membaca koran yang beritanya berisi tentang konflik dalam partai Demokrat, dalam menanggapi berita tersebut sebenarnya punya pendapat lain akan hal itu. Tapi karena ini menyangkut komunikasi massa maka tidak bisa langsung memberi tanggapan, toh kalaupun bisa perlu waktu yang cukup lama (tertunda)
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa itu secara bersamaan. Bersamaan juga bersifat relatif, contohnya adalah koran ataupun majalah. Namun ini tidak menjadikannya tidak serempak, hanya saja masalah jarak dari penerbit kepada pembaca yang berbeda hingga penerimaannya pun berbeda-beda. Pada intinya tetap saja terjadi keserempakan.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Tekhnis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan tekhnis. Berbeda dengan komunikasi yang lainnya, komunikasi massa tidak bisa lepas dari peran peralatan tekhnis. Misalnya saja televisi, tentu akan sangat membutuhkan perangkat seperti pemancar, satelit dan lain sebagainya.
7. Komunikasi Massa Dikontrol Oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi / palang pintu, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper dalam televisi contohnya adalah editor, reporter dll.
C. Peran Dan Fungsi Komunikasi Massa
1. Fungsi Informasi
Maksud dari fungsi ini adalah dimana sebuah media massa memberikan informasi ataupun berita kepada pembaca / pemirsa / khalayak. Khalayak pada masa sekarang yang sangat haus akan informasi, sehingga membuat media massa haruslah selalu mencari informasi-informasi terbaru dan yang menarik. Ini terbukti dari khalayak yang berusaha selalu memperbaharui pengetahuannya akan informasi dengan cara berlangganan surat kabar, menonton TV, mendengarkan radio dan juga berselancar didunia maya (searching).
2. Fungsi Pendidikan
Salah satu fungsi dari media massa adalah memberikan pendidikan terhadap para pemirsanya, tidak hanya memberikan sebuah informasi. Namun media massa juga memberikan sajian yang bersifat mendidik dengan cara menampilkan acara ataupun tulisan bersifat mendidik. Seperti acara talkshow, debat, artikel dan lain-lain.
3. Fungsi Memengaruhi
Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang di tayangkan televisi ataupun surat kabar, contohnya adalah dalam keluarga petani yang hidup di desa mempunyai kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air rendaman sapu merang yang telah dibakar terlebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani tersebut memiliki pesawat televisi dan menonton tayangan iklan sampo yang dibintangi artis favoritnya? Kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama, sekarang mengalami perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai air rendaman sapu merang yang di bakar diganti dengan sampo yang ada dalam iklan di televisi.
4. Fungsi Meyakinkan
Fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi. Menurut Devito (1996), persuasi bisa datang dalam bentuk :
· Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang
· Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang
· Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu
· Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu
5. Fungsi Hiburan
Beberapa stasiun televisi merupakan media massa yang mengutamakan sajian hiburan, begitu pun siaran radio. Demikian pula halnya dengan majalah. Dapat dilihat jika banyak orang yang menghabiska banyak waktunya didepan TV untuk menyaksikan acara yang dapat menghibur mereka. Dan memang hiburan inilah yang biasanya hal yang paling dicari oleh khalayak masyarakat, seperti acara komedi di TV ataupun acara yang lainnya yang sekiranya dapat menghibur mereka.
D. Contoh Analisis Kasus
Kasus yang marak sekali diperbincangkan oleh media massa, baik media elektronik maupun cetak adalah kasus yang menyeret orang yang dikenal dengan nama Eyang Subur dan Adi Bing Slamet. Sebenarnya apakah yang menyebabkan media selalu menjadikan kasus tersebut sebagai pokok bahasan utama mereka? Sebab apakah yang membuat berita itu sangat laris manis dipasaran.
Disubbab diatas telah dijabarkan fungsi-fungsi media massa, dan jika ditelaah lebih lanjut maka sebenarnya pemberitaan kasus Eyang Subur ini masuk dalam fungsi yang mana? Jika dikatakan itu mendidik tentu saja jawabannya tidak, karena apa yang dilakukan oleh orang bernama Eyang ini adalah perbuatan-perbuatan yang cenderung kedalam hal-hal kurang terpuji, seperti aliran sesat, perdukunan dan santet. Kemudian apakah ini masuk kedalam fungsi-fungsi yang lainnya? Penulis kira tidak. Memang sebenarnya apa yang diberitakan tersebut masuk kedalam kategori fungsi informasi, akan tetapi dalam realitanya sesungguhnya jika hanya ingin menginformasikan maka cukuplah memberitakannya beberapa kali saja, tidak harus dengan berkali-kali bahkan hingga berminggu-minggu berita tersebut masih setia diperbincangkan. Dan jika dirunut lebih mendalam lagi kasus yang digugatkan adi kepada eyang subur ini tergolong hal yang tak terlalu istimewa. Pasalnya hal tersebut hanya berupa suatu yang bersifat kepercayaan dan gaib.
Tidak bisa dipungkiri memang “tidak ada asap jika tidak ada api”, pepatah tersebut benar. Maksudnya adalah media tidak akan menyiarkan kasus tersebut jika publik / khalayak tidak menginginkannya. Media TV berani terus menerus menayangkan berita itu, karena banyak peminatnya. Tidak mungkin TV mau menyiarkan sesuatu yang tidak akan banyak ditonton oleh masyarakat luas. Ini karena media massa bersifat komersial. Kita juga tahu apabila media massa merupakan cerminan masyarakat. Jadi apa yang disukai oleh masyarakat, apa yang diminati masyarakat pada saat itu, maka media akan memberitakannya.
Media massa dalam fungsinya juga sebagai salah satu pendorong masyarakat dalam membuat suatu persepsi. Karena masayarakat cenderung lebih mudah percaya ataupun memahami apa yang disampaikan oleh media dari pada mereka harus berpikir sendiri dan memahami suatu kasus. Nah, inilah yang cukup mengkhawatirkan, mengapa? Karena sebenarnya dengan adanya pemberitaan tersebut, bukan hanya nama sang Eyang Subur saja yang tercoreng. Melainkan agama Islam pun akan terkena imbasnya, hal ini disebabkan oleh jika orang yang menyaksikan berita tersebut tidak mengetahui islam yang sedetailnya, kemudian media memberitakan eyang subur sedemikian rupa, maka mereka ini akan mempersepsikan, oh ternyata agama islam itu seperti ini ya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan media massa dalam komunikasi massa adalah sangat besar dan saling keterkaitan dan tak dapat dipisahkan. Media massa dewasa ini sangat berperan besar dalam menentukan opini ataupun pemikiran masyarakat, jadi sudah selayaknya jika media massa memberitakan sesuatu yang sekiranya kurang baik dan bersifat tak mendidik. Fungsi komunikasi massa memang banyak, seyogyanya jika apa yang disampaikan memenuhi salah satu dari fungsi-fungsi tersebut. Dan tidak memberitakan suatu hal yang penulis anggap tidak terlalu penting dan sangat berlebihan dalam pemberitaanya yakni kasus Eyang Subur tersebut. Alangkah lebih baik media menyajikan sesuatu yang lebih cerdas dan berguna bagi masyarakat. Bukan sebaliknya.
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987 Stanley J. Bryan, Ph.D. & Dennis K. Davis, Ph.D., Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan Dan Masa Depan, Salemba Humanika, Jakarta, 2010 Prof. Deddy Mulyana.2012. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Nurudin, M.si.2007.Pengantar Komunikasi Massa. [1] Prof. Deddy Mulyana.2012. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Hal 46 [2] Nurudin, M.si.2007.Pengantar Komunikasi Massa. Hal 3.
Kasus korupsi Sudjino Timan Sudjino Timan
(lahir di Jakarta, 9 Mei 1959; umur 52 tahun) adalah seorang pengusaha asalIndonesia. Dari tahun 1995 hingga 1997 ia menjabat sebagai Direktur Utama PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Ia saat ini merupakan seorang buronan karena melarikan diri dari hukuman pengadilan. Oleh pengadilan, Timan telah diputuskan bersalah karena telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai direktur utama BPUI dengan cara memberikan pinjaman kepada Festival Company Inc. sebesar 67 juta dolar AS, Penta Investment Ltd sebesar 19 juta dolar AS, KAFL sebesar 34 juta dolar AS, dan dana pinjaman Pemerintah (RDI) Rp 98,7 miliar sehingga negara mengalami kerugian keuangan sekitar 120 juta dolar AS dan Rp 98,7 dolar singapura
Pada pengadilan tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Timan dibebaskan dari tuntutan hukum karena perbuatannya dinilai bukan tindak pidana. Menanggapi vonis bebas itu, Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi dan meminta Majelis Kasasi menjatuhkan pidana sebagaimana tuntutan terhadap terdakwa yaitu pidana delapan tahun penjara, denda Rp30 juta subsider enam bulan kurungan, serta membayar uang pengganti Rp1 triliun.
Pada Jumat, 3 Desember 2004, Majelis Kasasi Mahkamah Agung (MA) yang dipimpin oleh Ketua MA Bagir Manan memvonis Sudjiono Timan dengan hukuman 15 tahun penjara, denda Rp50 juta, dan membayar uang pengganti sebesar Rp 369 miliar.
Namun, saat Kejaksaan hendak mengeksekusi Sudjiono Timan pada Selasa, 7 Desember 2004, yang bersangkutan sudah tidak ditemukan pada dua alamat yang dituju rumah di Jalan Prapanca No. 3/P.1, Jakarta Selatan maupun rumah di Jalan Diponegoro No. 46, Jakarta Pusat dan dinyatakan buron dengan status telah dicekal ke luar negeri oleh Departemen Hukum dan HAM.
Pada 17 Oktober 2006, Kejaksaan Agung Republik Indonesia mulai menyebarkan foto dan datanya ke masyarakat melalui televisi dan media massa sebagai salah satu 14 koruptor buron yang sedang dicari.
Analisa :
Tindakan yang dilakukan oleh Sudjino Timan tersebut telah merugikan perusahaan yang dikelolanya,keputusan yang dikeluarkannya mengenai pinjaman dana kesejumlah lembaga telah merugikan PT. BPUI. Ia juga telah membuat laporan palsu mengenai pinjaman dana tersebut. kerugian yang diderita Negara cukup besar.
PT. BPUI adalah merupakan sebuah perusahaan Negara yang besar,dan kasus ini akan berdampak kepada perusahaan-perusahaan lainnya. Lagi-lagi hal ini telah mencerminkan betapa buruknya jiwa seorang pemimpin di Indonesia.Seharusnya pemimpin memberikan contoh yang baik kepada bawahannya.Pemimpin perusahaan besar saja bias melakukan tindakan korupsi,apalagi perusahaan kecil. Sebaiknya para calon pemimpin di Indonesia harus memperbaiki moralnya,kalau tidak akan lebih baik tanpa pemimpin.
Harusnya koruptor di Indonesia jangan dimanja,artinya para koruptor tersebut harus diberikan hukuman yang setimpal. Untuk itu lembaga hukum di Indonesia juga harus bersih dari yang namanya korupsi agar bisa menegakkan keadilan di Negara ini. Namun itu sangat susah untuk dicapai mengingat di Negara kita tercinta Indonesia ini hal yang pasti adalah ketidakpastian. Sangat sulit untuk menegakkan keadilan di Negara ini, adanya perbedaan – perbedaan kasta menyebabkan kaum kalangan atas dimanja oleh hokum,sementara masyarakat kalangan bawah di tindas.
http://heroekaputra.blogspot.com/2011/12/kasus-kasus-korupsi-dan-analisanya.html
http://heroekaputra.blogspot.com/2011/12/kasus-kasus-korupsi-dan-analisanya.html